Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari
campurannya dengan menggunakan pelarut. Jadi, ekstrak adalah sediaan yang di
peroleh dengan cara ekstraksi tanaman obat dengan ukuran partikel tertentu dan
menggunakan medium pengekstraksi (menstrum) yang tertentu pula.
Hal-hal
yang harus di perhatikan dalam pembuatan ekstrak, antara lain:
1.
Jumlah simplisia yang
akan di ekstrak
2.
Derajat kehalusan
simplisia
3.
Jenis pelarut yang akan
digunakan
4.
Temperature/suhu
penyari akan menentukan jumlah dan kecepatan penyaringan
5.
Lama waktu penyarian
6.
Proses ekstraksi
(Teknologi
Bahan Alam, 21)
3. Proses
Pembuatan Ekatrak
3.1
Pembuatan serbuk
simplisia dan klasifikasinya
Proses awal pembuatan ekstrak adalah tahapan
pembuatan serbuk simplisia kering (penyerbukan). Dari simplisia dibuat serbuk
simplisia dengan peralatan tertentu sampai derajat kehalusan tertentu.
3.2
Cairan pelarut
Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah
pelarut yang baik (optimal) untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang aktif,
dengan demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa
kandungan lainnya, serta ekstrak hanya mengandung sebagian besar senyawa
kandungan yang diinginkan.
Factor
utama untuk penimbangan pada pemilihan cairan penyari adalah sebagai berikut:
1. Selektivitas
2. Kemudahan
bekerja dan proses dengan cairan tersebut
3. Ekonomis
4. Ramah
lingkungan
5. Keamanan
3.3
Separasi dan pemurnian
Tujuan dari tahap ini adalah menghilangkan
(memisahkan) senyawa yang tidak dikehendaki semaksimal mungkin tanpa berpengaruh
pada senyawa kandungan yang di kehendaki, sehingga diperoleh ekstrak yang lebih
murni.
Proses-proses pada tahap ini adalah pengendapan,
pemisahan dua cairan tak campur, sentrifugasi, dekantasi, fitrasi serta proses
adsorbs dan penukaran ion.
3.4
Pemekatan / Penguapan
(vaporasi dan evaporasi)
Pemekatan
berarti peningkatan jumlah partial solute (senyawa terlarut) secara penguapan pelarut
tanpa sampai menjadi kondisi kering, ekstrak hanya menjadi kental/pekat.
3.5
Pengeringan Ekstrak
Pengeringan berarti menghilangkan pelarut dari bahan
sehingga menghasilkan serbuk, masa kering rapuh, tergantung proses dan
peralatan yang digunakan. Ada beberapa proses pengeringan ekstrak, yaitu :
1. Pengeringan
Evaporasi
2. Pengeringan
Vaporasi
3. Pengeringan
Sublimasi
4. Pengeringan
Konveksi
5. Pengeringan
Kontak
6. Pengeringan
Radiasi
7. Pengeringan
Dielektik
3.6
Rendemen
Rendemen
adalah perbandingan antara ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal.
4. Metode
Ekstraksi
4.1
Ekstraksi dengan
menggunakan pelarut
1. Cara
dingin
Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstraksi simplisia dengan
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada
temperature ruangan (kamar). Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip
metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti
dilakukan pengadukan dan kontinu (terus-menerus). Remaserasi berarti dilakukan
pengurungan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama,
dan seterusnya.
Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang
selalu baru sampai sempurna (exhaustive extaction) yang umumnya dilakukan pada
temperature ruangan,. Proses terdiri dari tahap pengembangan bahan, tahap
maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstraksi),
terus-menerus sampai diperoleh ekstraksi (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali
bahan.
2. Cara
Panas
Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada
temperature titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas
yang elatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan penggulungan
proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses
ekstraksi sempurna.
Soxhlet
Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang
selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi
ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin
balik.
Digesti
Digesti adalah maseri kinetic (dengan pengadukan
kontinu) pada temperature yang lebih tinggi dari temperature ruangan (kamar),
yaitu secara umum dilakukan pada temperature 40 – 50oC.
Infuse
Infuse adalah ekstraksi dengan pelarut air pada
temperature penangas air (bejana infuse tercelup dalam penangas air mendidih,
temperature terukur 96 – 98oC) selama waktu tertentu (15 – 20
menit).
Dekok
Dekok adalah infuse pada waktu yang lebih lama (≥ 30oC)
dan temperature sampai titik didih air.
4.2
Destilasi uap
Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan
menguap (minyak atsiri) dari bahan (segar atau simplisia) dengan uap air
berdasarkan peristiwa tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap
air dari ketel secara kontinu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi
fase uap campuran (senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi) menjadi
destilat air bersama senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah
sebagian.
Destilasi uap, bahan (simplisia) benar-benar tidak
tercelup ke air yang mendidih, namun dilewati uap air sehingga senyawa
kandungan menguap ikut terdestilasi.
(Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat,
9-12)